Pengendalian diperlukan untuk
mengurangi eksposur-eksposur. Suatu organisasi dipengaruhi oleh eksposur yang
dapat memberi akibat buruk bagi operasinya, bahkan sekalipun organisasi itu
berjalan dengan baik. Banyak aspek dari pemrosesan komputer cenderung secara
signifikan meningkatkan eksposur terjadinya kejadian yang tidak menyenangkan
.analisis eksposur dalam organisasi sering dikaitkan dengan konsep siklus
transaksi harus mengembangkan tujuan pengendalian yang rinci untuk setiap
siklus transaksi.
Struktur pengendalian intern suatu pihak mencakup
kebijakaan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan untuk menjamin bahwa tujuan
tertentu dari pihak dapat dicapai. Struktur pengendalian intern mencakup tiga
elemen ; lingkungan pengendalian, akutansi dan prosedur pengendalian.
Pengendalian dapat diklasifikasikan baik sebagai pengendalian umum maupun
pengendalian aplikasi. Metode standar untuk mengklasifikasikan pengendalian
aplikasi adalah dengan memperhatikan apakah pengendalian tertentu telah
diaplikasikan kepada masukan, pemrosesan , atau keluaran. Bab ini membahas dan
mengilustrasikan variasi dari praktik praktik pengendalian yang umum.
Pertimbangan etika harus diperhatikan dalam
perancangan struktur pengendalian intern. Manusia merupakan elemen penting
dalam stiap struktur pengendalian intern. .Penting untuk mengkomunikasikan dan
memahami tujuan tujuan dari pengendalian intern. Tujuan tujuan pengendalian
intern harus dipandang sebagai suatu yang relevan bagi individu individu yang
akan terlibat dalam perngendalian sistem.
Analiasis atas struktur pengendalian intern
membutuhkan pemahaman atas struktur baik dalam masa perancangan maupun pada
saat dioperasikan. Teknik analitis yang paling umum yang digunakan dalam
analisis pengendalian intern adalah kuesioner pengendalian intern. Bagan arus
analistis juga bermanfaat dalam analisis pengendalian intern. Prinsip prinsip
dasar dari teori yang memadai telah dibahas karena analisis manfaat dan biaya
dari sistem pengendalian intern memerlukan beberapa penilaian kelayakan sistem.
1. Kebutuhan
Akan Pengendalian
a.
Pengendalian dan Eksposur
Pengendalian
sangat erat hubungannya dengan eksposur, Eksposur terdiri dari dampak keuangan
potensial yang berlipat ganda karena probabilitas kemunculannya. Jadi eksposur
adalah risiko dikalikan dengan konsekuensi keuangannya.
Eksposur
tidak timbul dari kurangnya pengendalian. Pengendalian cenderung untuk
mengurangi eksposur, tetapi kurangnya pengendalian jarang menyebabkan eksposur.
Eksposur melekat dalam operasi setiap organisasi dan dapat timbul karena
berbagai sebab.
Eksposur-eksposur
Umum
Eksposur-eksposur
yang sering terjadi dalam lingkungan bisnis yang umum, antara lain:
• Biaya-biaya berlebihan
• Biaya-biaya berlebihan
• Pendapatan
menurun
• Kehilangan Aktiva
• Akuntansi yang tidak akurat
• Interupsi bisnis ( gangguan usaha atau bisnis )
• Sanksi wajib/ Sanksi perundang-undangan
• Kerugian kompetitif
• Kehilangan Aktiva
• Akuntansi yang tidak akurat
• Interupsi bisnis ( gangguan usaha atau bisnis )
• Sanksi wajib/ Sanksi perundang-undangan
• Kerugian kompetitif
• Penipuan
dan penggelapan, seperti:
- Kejahatan
kerah putih
- Penipuan
Manajemen
- Pelaporan
keuangan yang keliru
- Kejahatan
perusahaan
b. Tujuan-tujuan Pengendalian dan Siklus-siklus Transaksi
• Siklus
Pendapatan: Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan
jasa kepada pihak lain dan penagihan pembayaran.
Tujuan
pengendaliannya: Pelanggan diotorisasi sesuai dengan kriteria manajemen, harga
dan syarat barang dan jasa yang disediakan diotorisasi sesuai dengan kriteria
manajemen.
• Siklus
Pengeluaran: Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa
dari pihak lain dan penetapan kewajiban yang berkaitan.
Tujuan
pengendaliannya: Pemasok harus diotorisasi sesuuai dengan kriteria manajemen
dan jumlah yang disampaikan kepada pemasok harus
diklasifikasikan,diikhtisarkan,dan dilaporkan secara akurat.
• Siklus Produksi:
Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan transformasi sumber daya menjadi barang
dan jasa.
Tujuan
pengendaliannya: Rencana produksi harus diotorisasi sesuai dengan kriteria.
• Siklus
Keuangan: Kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana
modal termasuk kas.
Tujuan
pengendaliannya: Akses ke kas dan efek-efek hanya diperbolehkan sesuai dengan
kriteria manajemen.
Tujuan-tujuan
pengendalian ini di ambil dari konsep struktur pengendalian intern. Pertama,
manajemen harus mengembangkan struktur pengendalian intern. Struktur ini
kemudian dapat di aplikasikan ke siklus-siklus transaksi dengan mengembangkan
tujuan-tujuan pengendalian spesifik untuk setiap siklus.
2. Elemen-elemen Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern
perusahaan terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menyediakan
jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat di capai. Struktur
pengendalian intern perusahaan terdiri dari tiga elemen : Lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur-prosedur pengendalian. Konsep
struktur pengendalian intern di dasarkan pada dua premis utama yaitu tanggung
jawab manajemen dan jaminan yang memadai.
Tanggung
Jawab Manajamen
Meskipun
auditor ekstern, auditor intern, dan pihak-pihak lain secara langsung
memperhatikan struktur pengendalian intern perusahaan, tanggung jawab utama
struktur ini tetaplah pada manajemen.
Jaminan Yang
Memadai
Konsep
jaminan yang memadai harus di kaitkan dengan manfaat dan biaya pengendalian.
Manajemen yang hati-hati tidak akan menghabiskan biaya untuk manfaat
pengendalian yang lebih kecil dari biayanya.
a. Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan
pengendalian suatu organisasi merupakan dampak kolektif dari berbagai faktor
dalam menetapkan, meningkatkan, atau memperbaiki efektifitas kebijakan dan
prosedur-prosedur tertentu. Faktor-faktor itu mencangkup :
• Filosofi dan gaya operasional manajemen
• Struktur
organisasi
• Fungsi
dewan komisaris dan anggota-anggotanya
• Metode-metode
membebankan otoritas dan tanggung jawab
• Metode-metode
pengendalian manajemen
• Fungsi
audit intern
• Kebijakan
dan praktik-praktik kepegawaian
• Pengaruh
dari luar yang berkaitan dengan perusahaan
b. Sistem
Akuntansi
Sistem
akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan yang di buat
untuk mengidentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan
transaksi-transaksi organisasi dan menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi
aktifadan kewajiban yang berkaitan
c. Prosedur-prosedur
pengendalian
Prosedur-prosedur
pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur-prosedur yang tercangkup dalam
lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang harus di tetapkan oleh
manajemen untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan tertentu akan
dapat di capai. Pengendalian akuntansi intern meliputi rencana organisasi dan
prosedur-prosedur dan pencatatan-pencatatan yang berhubungan dengan penjagaan
aktiva dan kelayakan laporan keuangan. Pengendalian akuntansi intern di rancang
untuk memberikan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan tertentu telah sesuai
dengan setiap sistem aplikasi yang signifikan di dalam organisasi.
3. Alat Pengendalian Pemrosesan Transaksi
Alat pengendalian pemrosesan
transaksi merupakan prosedur-prosedur yang di rancang untuk meyakinkan bahwa elemen-elemen
struktur pengendalian intern di implementasikan dalam sistem aplikasi khusus
yang terdapat di dalam setiap siklus transaksi organisasi. Alat pengendalian
pemrosesan transaksi terdiri dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendalian umum mempengaruhi seluruh pmrosesan transaksi. Pengendalian
aplikasi berpengaruh khusus terhadap aplikasi-aplikasi individual.
a.
Pengendalian Umum
Pengendalian
umum memperhatikan keseluruhan lingkungan pemrosesan transaksi. Pengendalian
umum mencangkup hal-hal berikut ini :
• Rencana
pengorganisasian pemrosesan transaksi
• Prosedur-prosedur
oprasi umum
• Masalah
pengendalian peralatan
• Pengendalian
peralatan dan akses data
b. Pengendalian
Aplikasi
Pengendalian
aplikasi di khususkan untuk aplikasi individual. Pengendalian-pengendalian
aplikasi di kategorikan menjadi pengendalian masukan, pemrosesan, dan keluaran.
Kategori-kategori
ini berkaitan dengan langkah-langkah dasar dalam silus pengolahan data.
c. Pengendalian
Preventif, Detektif, Dan Korektif
Pengendalian
Preventif di lakukan untuk mencegah kekeliruan dan penipuan sebelum keduanya
terjadi, terutama pada masukkan dan pemrosesan pada pemrosesan transaksi.
Pengandalian Detektif di lakukan untuk mengatasi kekeliruan dan penipuan
setelah keduanya terjadi. Pengendalian Korektif digunakan untuk mengoreksi
kekeliruan.
4. Etika dan
Struktur Pengendalian
a. Etika dan
Budaya Perusahaan
Banyak
perusahaan yang telah mengadopsi peraturan kode etika yang merupakan pedoman
dalam menjalankan bisnis sesuai etika. Begitupun, banyak organisasi profesonal,
seperti AICPA, yang mengadopsi peraturan ini peraturan kode etik ini umumnya di
tulis dalam bahasa hukum yang berfokus pada hal-hal yang mungkin di langgar.
Banyak yang
menentang dengan mengatakan bahwa setiap perusahaan memiliki budayanya sendiri,
yang di sebut budaya perushaan, yang mungkin meningkatkan atau mengabaikan
etika. Budaya perusahaan tergantung pada tingkah laku, dan praktik kerja para
karyawan. Untuk setiap program etika kerja, perusahaan harus memiliki audit
budaya atas perlaku budaya dan etika perusahaannya.
b. Mengkomunikasikan
Tujuan-tujuan Pengendalian Intern
Manusia
merupakan elemen penting dari setiap struktur prngrndalian intern. Fungsi
prinspal dari pengendalian intern adalah mempengaruhi tingkah laku manusia
dalam suatu sistem bisnis. Jadi, perilaku dan aktifitas-aktifitas perlu di
kelola dan di kendalikan sehingga tujuan organisasi dapat di capai. Tujuan
pengendalian intern harus di pandang secara relevan dengan individu yang
menjalankan sistem pengendalian tersebut. Sistem harus di rancang sedemikian
rupa sehingga pegawai yakin bahwa pengendalian bertujuan melindungi
kesulitan-kesulitan atau krisis-krisis dalam oprasi organisasi yang sebaliknya
dapat mempengaruhi mereka secara pribadi.
No comments:
Post a Comment